Review The Newcomer "Pembunuhan di Nihonbashi": Detektif Kok Begini, Sih?
***
Konnichiwa minna-san! Seperti biasa kalo opening-nya udah pake bahasa wibu gini berarti gue bakalan nge-review novel dari negeri sakura. The Newcomer “Pembunuhan di Nihonbashi” karya Keigo Higashino secara garis besar bercerita tentang penyelidikan kasus pembunuhan wanita paruh baya bernama Mineko Mitsui di unit apartemennya di daerah Kodenmacho, Nihonbashi. Mitsui yang tinggal sendirian di kamar apartemen memungkinkan sang pembunuh leluasa buat membunuh sekaligus menghilangkan jejak sidik jari di TKP.
Seorang detektif bernama Kaga baru dipindah tugaskan ke Nihonbashi dan bergabung untuk menyelidiki kasus pembunuhan Mitsui. Kaga memulai penelusurannya dengan menanyai setiap orang yang dicurigainya sebagai pelaku atau setidaknya diduga punya kaitan sama kasus itu. Entah itu keluarga, kerabat, orang yang sempat berkontak dengannya sebelum pembunuhan, sampai orang yang punya hubungan dengan barang-barang janggal yang ada di TKP. Kaga dalam tanda kutip mengintrogasi mereka tentang hubungan dengan Mitsui, bagaimana kepribadiannya, sampai alibi bahwa mereka sama sekali tidak terlibat dengan kasus itu. Semua orang yang ditemui Kaga punya alibi. Makanya Kaga harus melakukan penelusuran lebih jauh. Sang detektif pun mencari tahu masa lalu, pekerjaan, gaya hidup, sampai sifat dari setiap tersangka.
Seiring dengan perjalanan mencari siapa pelakunya, makin banyak rahasia terungkap yang semakin mendekatkan Kaga kepada si pelaku. Dari banyaknya tersangka perlahan mengerucut kepada beberapa orang. Siapa pelaku pembunuhan Mitsui? Apa motif pelaku berbuat tindakan keji itu pada korban yang dikenal baik dan nggak punya musuh itu? Apa konsekuensi yang diterima si pelaku? Kalo mau tahu semua jawabannya silakan tamatin buku ini.
Meskipun cerita novel bertemakan misteri pembunuhan, tapi kemasannya ringan dan gampang buat dipahami. Di sini nggak ada tuh adegan interogasi mencekam dengan pertanyaan yang dilontarkan polisi dengan nada mendesak, alur maju mundur yang bikin pusing dalam rangka spill clue soal pemecahan misterinya, atau pemakaian istilah rumit dalam penyelidikan. Novel ini sebagian besar isinya cuma detektif Kaga nyamperin orang-orang di Nihonbashi yang dicurigai sebagai pelaku atau ada kaitannya sama kasus pembunuhan Mitsui. Terus Kaga bukan interogasi mereka di ruangan tertutup yang ada lampu terang banget di atasnya, tapi lebih ke ngobrol santai di berbagai toko mainan, kerajinan, jam, kafe, bar, dan masih banyak lagi. Di tengah-tengah obrolan itu pembaca juga dikasih tahu arah pikiran Kaga soal penyelesaian kasus. Sebab nggak terlalu teknis ceritain semua proses penyelidikannya makanya novel ini cocok banget buat orang yang baru pertama kali baca novel genre beginian kayak gue.
Nggak cuma ceritanya aja yang dikemas ringan, Detektif Kaga yang nyelidikin kasus ini pun dibikin begitu. Kaga ini cocok banget dikasih julukan detektif yang agak laen. Doi nih sama sekali nggak kelihatan kayak detektif pada umumnya yang biasa gue lihat di film-film. Pembawaannya lebih lowkey soalnya. Dari gaya berpakaiannya aja cuma kaosan dilapis kemeja lengan pendek terus bawahnya celana jeans. Dibanding detektif ini mah lebih mirip ke turis dandanannya. Nggak ada jas. Nggak ada topi detektif. Sikapnya pun jauh dari kata intimidatif.
Setiap orang yang doi wawancarain terkait kasus itu kayak diajak ngobrol sama temen aja gitu, pakenya bahasa sehari-hari dan mau saling mencoba mengerti terhadap suatu pandangan. Mungkin itu yang bikin orang-orang mau ngomong terbuka soal apa yang terjadi sama si Kaga Kaga ini. Detektif satu ini juga punya satu kebiasaan yang cukup manis yaitu selalu bawain/traktir makanan setiap kali mau ngobrol sama orang. Terus di sela-sela selidikin kasus pembunuhan Mitsui, doi juga mencoba selesain berbagai persoalan kecil antartokoh yang ada dalam cerita. Satu dialog yang paling gue suka dari buku ini yang diucapin sama Kaga, “Orang yang terdampak dari suatu kasus pembunuhan juga merupakan seorang korban.” Makanya kaga sepeduli itu sama keluarga Mitsui dan orang-orang Nihonbashi yang diwawancarainya. Dari segala pembawaannya itu Kaga ngegambarin dengan baik definisi memanusiakan manusia.
Novel yang terdiri dari sembilan bab ini banyak menyisipkan cerita-cerita soal keluarga di tengah perjalanan memecahkan kasus pembunuhan Mitsui. Baik itu hubungan antara suami-istri maupun mostly hubungan orang tua-anak. Gue kira sisipan ini cuma buat pelengkap konflik utama cerita doang, tapi ternyata punya peran yang krusial di akhir cerita. Sehingga amanat yang pengen disampaikan terasa pas dan lebih gampang diterima karena konflik orang tua dan anak udah disuguhin duluan, jadi nggak yang si tiba-tiba pesan moral.
The Newcomer “Pembunuhan di Nihonbashi” merupakan novel yang tidak hanya berkisah mengenai pemecahan misteri pembunuhan seorang wanita di kamar apartemennya, tapi juga menyoroti hubungan antarmanusia yang rumit dan merepotkan. Gue suka sama cara penulis secara bersamaan menceritakan penyelidikan dan konflik lain di luar itu. Apalagi ditambah sama adanya sajian seputar budaya Jepang–tepatnya Nihonbashi–kayak makanan, kerajinan, dan gaya hidup yang menambah wawasan buat para pembaca. Meski begitu, gue kurang sreg di bagian si pembunuh bercerita soal mengapa dan bagaimana cara doi membunuh dari perspektifnya langsung. Padahal keseluruhan buku ini ditulis dari sudut pandang orang ketiga. Entah kenapa rasanya aneh dan ngasih kesan kurang epik. Gue sih berharapnya bagian itu tetep ditulis dari POV orang ketiga atau malah lebih bagus dari sudut pandang detektif Kaga sekalian. Buat yang ngarepin novel misteri pembunuhan yang fokus ke penyelidikan, alurnya menegangkan, dan penuh hal sensasional, novel ini bukan buat lo. Tapi kalo cari novel teka-teki pembunuhan dengan bumbu drama yang ringan silakan mulai baca buku ini. Selamat mengikuti perjalanan detektif Kaga buat selesain misteri^^
Komentar
Posting Komentar