Review Off The Record: Menikmati Konten Ria SW dengan Cara yang Super Super Yummy

 


Di tulisan ini gue pernah kasih tahu bahwa salah satu food vlogger Indonesia terkeren dan menjadi favorit gue yaitu Ria SW. Entah mengapa rasanya belum cukup menikmati karya Kak Ia—sapaan Ria SW—dengan cuma menonton suguhan ratusan video travel dan makan-makan di kanal Youtube-nya. Gue penasaran sama keseluruhan proses dibalik layar semua video yang dibuatnya. Sebab konten-konten yang dihasilkan itu terlihat dikonsep sedemikian rupa oleh si pembuat sehingga selain membuat para penonton lapar­—ini udah pasti—bisa pula terasa menyenangkan, informatif, dan rapi. Untuk menjawab rasa penasaran itu gue pun membaca karya tulis Ria SW berjudul Off The Record. Buku ini berisi banyak kisah tentang kehidupan penulis dari masa kecil sampai menjadi sosoknya sekarang yang menurut pengakuannya penuh “kecelakaan” dan “ketidaksengajaan”. Termasuk dirinya yang akhirnya menjadi content creator—lebih tepatnya food vlogger—termasuk dalam dua hal tadi.

Ada pula cerita berbagai pengalaman penting di hidupnya, kejadian unik ketika ngueng-ngueng baik di dalam maupun luar negeri, kenangan senang atau sedih dengan makanan dan tempat makan yang pernah masuk dalam kontennya, sampai bahasan keluarga serta barisan mantan pacarnya. Gue agak kaget Kak Ia mau berbagi seputar kehidupan pribadinya walaupun porsinya sedikit, mengingat dia sangat menjaga privasi diri sendiri dan orang-orang dekatnya di media sosial. Tapi begitu membacanya sampai habis gue mengerti bahwa dia bicara soal itu karena memang ada benang merah dengan cerita utamanya sebagai food vlogger dengan prinsip yang kuat. Buku ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan penting dari netizen, seperti:

  •  Kok bisa makan banyak tapi tetep kurus?

  • Apakah Curut punya teman selain Kak Ia?

  • Orang yang ngevideoin dikasih makan nggak, sih?

  • Benarkah Ria SW itu alien?

  • Kenapa pas awal-awal nge-vlog di luar negeri salah satu destinasinya Korsel?

  • Kenapa di awal video nggak pernah opening kayak youtuber lain?

  • Kenapa? Kenapa? Kenapa? (pakai nada Curut)

Membaca Off The Record rasanya persis seperti menonton tayangan Youtube Ria SW. Sebab gaya penulisan di sini persis dengan gaya Kak Ia sewaktu berbicara di vlog-nya. Mungkin gara-gara terlalu sering menyaksikan video-video dia membuat gue bisa membayangkan kalimat demi kalimat di buku ini diucapkan sesuai nada bicaranya. Ada yang sama? Bahkan Curut turut hadir di sini dan mempunyai porsi ceritanya sendiri. Kelakuannya yang biasa dilihat di vlog kayak hobi salfok, gemar menggalau, dan hobi bercanda pun masih terbawa ke bentuk tulisan. Duh, Kak Iaaa. Hihihi.

Salah satu daya tarik terbesar Off The Record ada pada tampilan yang colorful dan gambar-gambar yang lucuk bin gemeccc di halaman demi halamannya. Adanya visualisasi semacam ini membuat setiap ceritanya terasa lebih hidup. Apalagi beberapa makanan, tempat makan, dan tempat lainnya—terutama yang ada di luar negeri—sulit tergambarkan oleh pembaca jika tidak pernah ke sana. Tentu adanya ilustrasi pendukung memudahkan mereka membayangkan makanan, tempat makan, atau tempat lain apa yang sedang diceritakan Kak Ia. I like it. Ditambah hadirnya kode QR di setiap bab-nya membuat mereka tidak perlu repot mencari video yang sedang dibahas dalam bagian tulisannya. Sambil membaca apa yang terjadi di balik layar dalam pembuatan sebuah video Kak Ia, kita bisa menonton video yang dimaksud dengan meng-scan QR yang tersedia. Menikmati konten Ria SW dengan cara begini membuatnya semakin seru dan super super yummy.

Gue menganggap Off The Record sebagai buku motivasi terselubung dengan balutan hiburan berupa momen-momen di balik layar tentang kehidupan dan pembuatan video penulis. Banyak pengalaman Ria SW yang bisa dijadikan pembelajaran bahwa kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai apa yang kita impikan. Seperti Ria SW yang begitu totalitas dengan hanya membuat satu buah video Youtube. Mungkin sebagian penonton mengira konten Ria SW hanya sekadar video makan-makan yang mudah dibuat. Tapi begitu membaca buku ini, pemikiran seperti itu akan berubah mengingat kompleksnya pembuatan setiap video Ria SW. Mencari referensi tempat makan dalam waktu lama sebab tidak ingin rasa videonya sama dengan konten orang lain, membuat konsep video yang akan dibuat, menyusun jadwal shooting ke tempat-tempat yang sudah disusun, mempersiapkan diri agar terlihat oke di depan kamera, menyiapkan rencana cadangan kalau tempat makan yang didatangi tutup, menentukan alur cerita video, dan mengeditnya berhari-hari hingga akhirnya menjadi barang jadi.

Kita pun perlu senantiasa punya semangat meraih cita-cita meski kondisi kita jauh dari kata ideal serta terdapat berjuta-juta halangan dan rintangan. Sebab walaupun kehidupan ini adalah perpaduan “kecelakaan” dan “ketidaksengajaan”, kita bisa melihatnya sebagai “kecelakaan” dan “ketidaksengajaan” yang indah selama kita menerimanya dari sisi berbeda. Sesuatu yang kita anggap cobaan, sial, ujian, apes, nahas, dan sebagainya bisa diubah menjadi hal positif di kemudian hari, entah dalam bentuk pembelajaran atau bahkan kesempatan yang tidak pernah kita duga sebelumnya. See you when i see you^^

Komentar

Paling banyak dilihat